Prinsip Sandwich

10.24.2011
Mungkin para masyarakat luas sangat tidak asing mendengar kata “Sandwich”. Pastinya kata tersebut dikaitkan dengan makanan seperti, roti,daging,sayur maupun keju. Tak salah memang bila kata tersebut ada hubungannya dengan yang telah disebutkan diatas. Karena yang ingin saya tuturkan, sangatlah berkaitan dengan sesuatu tersebut. Seperti halnya Sandwich yang biasa orang-orang makan pada umumnya dengan dilapisi keju maupun sayuran. Begitu juga dengan Prinsip “Sandwich” yang suatu pengembangannya dilakukan secara berlapis-lapis. Yang biasa disebut dengan “Prinsip Sandwich Branding”.

Ada 5 macam alasan yang mendorong akan kebutuhan untuk melakukan prinsip “Sandwich Branding” yaitu:
 
1. Pengembangan Pasar
Perusahaan yang sudah mulai atau sudah besar tidak bisa hanya menyandarkan ‘nasib’ pada kelompok konsumen tertentu yang terbatas. Perusahaan perlu mengembangkan jangkauan pasar ke beberapa segmen pasar berbeda.

2. Rasionalitas Konsumen
Konsumen semakin rasional dan punya kecenderungan untuk mencari pilihan baru. Konsumen tidak lagi segan untuk ganti merek atau menggunakan beberapa merek. Perusahaan perlu menyediakan pilihan produk dan merek berbeda untuk memuaskan keinginan konsumen menggunakan merek yang berbeda-beda.

3. Manajemen Resiko
Bisa jadi merek tertentu yang dikelola dengan penuh perhatian tanpa disengaja mengalami ‘kecelakaan’ dan jatuh tersungkur hanya karena isyu negatif. Demikian juga merek yang sudah lama ada di pasar mengalami fase kemunduran yang tidak bisa begitu cepat disegarkan. Perusahaan perlu memanajemeni risiko dengan mengembangkan beberapa merek dan mengelola portofolio merek dalam rangka memanajemi resiko.

4. Egoisme Konsumen
Konsumen ingin punya jati diri sendiri dan mendapat eksklusifitas dari produk yang digunakannya. Pengembangan merek secara berlapis dengan prinsip sandwich branding bisa menjadi sarana pemenuhan egoisme konsumen.

5. Variasi Jalur Distribusi
Merek berbeda seringkali juga diperlukan untuk melayani jalur distribusi berbeda. Persaingan antara perusahaan peritel besar sudah sampai pada tahapan yang membuat bargaining positioning perusahaan pemasok dalam kondisi semakin terdesak dan harus bisa mengikuti ‘irama’ bisnis peritel dan distributor besar, termasuk dalam bentuk penyediaan merek berbeda untuk jalur distribusi berbeda.
 


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO

0 komentar:

Posting Komentar