PERAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM INDUSTRI PERBANKAN

4.09.2012
PENDAHULUAN
Tiga hal akan mencirikan perbankan di masa depan, moneles, brancheles, dan bankerles. Semakin sedikit uang kontan karena transaksi akan dilakukan secara elektronis, kantor-kantor cabang juga akan berkurang karena setiap nasabah yang dilengkapi dengan PC, bisa langsung melakukan transaksio virtual dan kemajuan teknologi memungkinkan pekerjaan pada banker akan digantikan dengan mesin. Masyarakat masa depan adalah casshles society. Tulisan berikut memberikan gambaran betapa dalam TI (Teknologi Informasi) telah masuk sendi-sendi bisnis perbankan
Terdapat dua jenis teknologi yang terasa mewarnai kehidupan bisnis, yaitu TI dan perancangan kembali rekayasa ulang (business process reengineerin, BBP). Termonologi dalam TI menyangkut penggabungan teknologi computer, telekomunikasi dan otomasi kantor. Asumsinya bank-bank yang belum mampu menyatukan ketiga teknologi tersebut dalam manajemennya tidak mampu mengeksploitasi secara optimal kemampuan yang muncul. Karena perkembangan strategi ketiganya atau istilahnya berada pada Island of technology (pulau-pulau teknologi) cepat atau lambat akan kalah bersaing dengan industri sejenis atau substitusinya

ISI
Dewasa ini perkembangan industri keuangan baik lembaga perbankan maupun non perbankan berjalan sangat pesat. Pada saat yang bersamaan dereluhasi dibidang moneter kompetisi bisnis, preferensi jasa keuangan yang semakin canggih, perkembangan TI dan telekomunikasi semakin memacu perkembangan industri perbankan. Kemajuan TI telah memungkinkan pula lembaga-lembaga yang dulunya bergerak disektor industri non keuangan mengalihkan atau mendefinisikan bisnisnya ke sector keuangan. Implikasinya persaingan makin ketat. Beberapa aktifis perbankan yang dirambah antara lain middle and wholesal, retail, bank to bankmarchandizing credit authorization, insurance, international banking, investment service dan pelayanan informasi strategi lainnya.
Membangun perangkat TI di industri perbankan yang mampu memenuhi kebutuhan internal dan eksternal tidaklah gampang, ada 5 elemen penting dalam pengembangan TI yaitu :
1. Ketersediaan dana yang cukup
2. Strategi yang tepat
3. Proses
4. Perangkat TI
5. Sumber Daya Manusia (SDM)

Keterpaduan dan keseimbangan kelima elemen tersebut akan menciptakan sinergi yang bermanfaat bagi bank. Idialitasnya, aplikasi TI akan investasi TI yang efektif akan meningkatkan keunggulan daya saing dalam jangka panjang. Disamping itu, ada beberapa tahap yang harus dipersiapkan secara matang pengolahan bank-bank mengembangkan TI-nya.
Pertama, menentukan visi/arah yang jelas, dalam arti apakah bank benar-benar akan mengembangkan TI secara intensif (intensifikasi teknologi) tentunya membutuhkan komitmen dan konsistensi yang tinggi dari jajaran manajemen bank.
Kedua, menggunakan persepsi dilingkungan internal bahwa penggunaan TI bukan sekadar merupakan supporter saja, tetapi sudah menjadi enabler. Saat ini sedang popular penggunaan TI sebagai enabler rekayasa ulang proses bisnis. Banyak yang tidak menyadari bahwa rekayasa ulang proses bisnis. Banyak yang tidak menyadari bahwa rekayasa ulang proses bisnis merupakan dampak perkembangan TI. Perubahan peran TI sebagai alat efisiensi menjadi enabler bagi perusahaan untuk meningkatkan keunggulan kompetitifnya telah munculkan istilah baru Strategi Information System (SIM) atau bukan information as competitive weapons.
Ketiga, merencanakan implementasi TI yang tepat guna, Bank-bank harus memiliki system TI yang akan diaplikasikan, apakah dengan teknologi system online ke network hingga keluar batas-batas wilayah internal suatu organisasi bisnis.
Keempat, implementasi perangkat TI di mana memelihara piranti lunak (software) dan pirantai keras (hardware) yang sesuai dengan visinya.

Pada tahun ini dibuat secara rinci agar bank, memiliki standart yang jelas ketika harus memodifikasi software yang dibelinya.
Kelima, tahap uji coba perangkat teknologi untuk menyelaraskan antara software dengan hardwarenya. Teahap ini merupakan tahap transisi yang paling krusial bagi bank, sebab SDM dihadapkan kepada system berteknologi baru. Untuk mengantisipasi masalah ini, bank bekerjasama dengan penjual teknologinya harus mengadakan pendidikan dan pelatihan bagi SDM-nya agar mereka turn in, dengan system dan teknologinya. Tahap ini harus diakui oleh bank dalam pengembangan TI-nya, walaupun dimungkinkan langkah imporvisasi dalam pelaksanaannya.
Dibidang perbankan penggunaan ATM (Automatic Teller Machine) atau anjungan tunai mandiri merupakan proses desintermediasi dalam kontek “debirokratisasi” system dan prosedur serta pendelegasian karyawan akan membantu pelayanan yang tepat dan cepat yang selama ini sering dikeluhkan oleh nasabah. Dengan TI, selain terjadi proses otomasi dan disentermediasi, juga terjadi proses integrasi baik dalam piranti software dan hardware, masukan (data base) dan keluar (informasi), proses (antara penggunaan data base dan sarana telekomunikasi meliputi data teks dan suara melalui jairngan komunikasi digital).
Salah satu elemen penting dalam kaji ulang bisnis perbankan adalah TI. Salah satu penyebab cepat perubahan lingkungan bisnis global adalah pesatnya kemajuan teknologi. Implikasinya, bank-bank yang tidak mampu beradaptasi dan mengadopsi kemajuan teknologi perbankan akan terlibas oleh pesaing-pesaingnya. Namun perlu diingat, betapa canggihnya TI, apabila tidak digunakan semestinya bisa membawa bencana. Ini mengingat kita, bagaimanapun kecanggihan teknologi apabila SDM sebagai operatornya tidak dibekali Profesionalism Values justru akan menghancurkan diri sendiri.


KESIMPULAN

Sejauh ini belum pernah ada studi kasus empiris mengenai dampak penggunaan TI di Indonesia, namun hamper dapat dipastikan bahwa penggunaan TI yang canggih akan berdampak positif bagi perusahaan. Tujuan pengembangan TI bagi bank adalah tercapainya efisiensi, efektifitas dan produktifitas usaha yang optimal untuk memaksimalkan provitabilitas sebagai salah satu manifestasi pencapai goal setting perusahaan.
Bank yang tidak mampu adiktif terhadap perubahan lingkungan usaha (internal dan eksternal), terutama perkembangan TI sebagai salah satu bentuk keunggulan komperatif, cepat atau lambah akan hilang dari peredaran, karena kalah bersaing. Namun yang perlu diperhatikan, bagaimanapun canggihnya teknologi, tetap berpotensi mengundang kerawanan-kerawanan terjadinya tindak criminal yang baik dilakukan oleh oknum bank dengan pihak luar, pihak lian yang menguasai system dan prosedur operasi teknologi tersebut yang mampu melihat celah-celah kelemahan (loop holes) semua ini tergolong ke dalam praktek white coller crime.

Disinilah fungsi TI sebagai alat atomasi, disentermediasi dan integrasi akan membuat factor-faktor yang sebelumnya uncontrollable menjadi controllable dan system yang sebelumnya terbuka serta mendukung kerawanan terhadap gejolak-gejolak lingkungan menjadi semakin terutup.

Referensi
http://sururudin.wordpress.com/2008/09/18/peran-teknologi-informasi-dalam-industri-perbankan/
Tambunan Rudi, 1993, “Sentralisasi dan Desentralisasi dalam Aktivitas System Informasi Manajemen”.





Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO

0 komentar:

Posting Komentar