PENDAHULUAN
Tiga hal akan mencirikan perbankan di
masa depan, moneles, brancheles, dan bankerles. Semakin sedikit uang kontan
karena transaksi akan dilakukan secara elektronis, kantor-kantor cabang juga
akan berkurang karena setiap nasabah yang dilengkapi dengan PC, bisa langsung
melakukan transaksio virtual dan kemajuan teknologi memungkinkan pekerjaan pada
banker akan digantikan dengan mesin. Masyarakat masa depan adalah casshles
society. Tulisan berikut memberikan gambaran betapa dalam TI (Teknologi
Informasi) telah masuk sendi-sendi bisnis perbankan
Terdapat dua jenis teknologi yang terasa mewarnai kehidupan bisnis,
yaitu TI dan perancangan kembali rekayasa ulang (business
process reengineerin, BBP). Termonologi
dalam TI menyangkut penggabungan teknologi computer, telekomunikasi dan otomasi
kantor. Asumsinya bank-bank yang belum mampu menyatukan ketiga teknologi
tersebut dalam manajemennya tidak mampu mengeksploitasi secara optimal
kemampuan yang muncul. Karena perkembangan strategi ketiganya atau istilahnya
berada pada Island
of technology (pulau-pulau teknologi) cepat atau lambat akan
kalah bersaing dengan industri sejenis atau substitusinya
ISI
Dewasa ini perkembangan industri
keuangan baik lembaga perbankan maupun non perbankan berjalan sangat pesat.
Pada saat yang bersamaan dereluhasi dibidang moneter kompetisi bisnis,
preferensi jasa keuangan yang semakin canggih, perkembangan TI dan
telekomunikasi semakin memacu perkembangan industri perbankan. Kemajuan TI
telah memungkinkan pula lembaga-lembaga yang dulunya bergerak disektor industri
non keuangan mengalihkan atau mendefinisikan bisnisnya ke sector keuangan.
Implikasinya persaingan makin ketat. Beberapa aktifis perbankan yang dirambah
antara lain middle and wholesal, retail, bank to bankmarchandizing credit
authorization, insurance, international banking, investment service dan
pelayanan informasi strategi lainnya.
1. Ketersediaan
dana yang cukup
2. Strategi
yang tepat
3. Proses
4. Perangkat
TI
5. Sumber
Daya Manusia (SDM)
Keterpaduan dan keseimbangan kelima
elemen tersebut akan menciptakan sinergi yang bermanfaat bagi bank.
Idialitasnya, aplikasi TI akan investasi TI yang efektif akan meningkatkan
keunggulan daya saing dalam jangka panjang. Disamping itu, ada beberapa tahap
yang harus dipersiapkan secara matang pengolahan bank-bank mengembangkan
TI-nya.
Pertama, menentukan visi/arah yang jelas, dalam arti
apakah bank benar-benar akan mengembangkan TI secara intensif (intensifikasi
teknologi) tentunya membutuhkan komitmen dan konsistensi yang tinggi dari
jajaran manajemen bank.
Kedua, menggunakan persepsi dilingkungan internal
bahwa penggunaan TI bukan sekadar merupakan supporter saja, tetapi sudah
menjadi enabler. Saat ini sedang popular penggunaan TI sebagai enabler rekayasa
ulang proses bisnis. Banyak yang tidak menyadari bahwa rekayasa ulang proses
bisnis. Banyak yang tidak menyadari bahwa rekayasa ulang proses bisnis
merupakan dampak perkembangan TI. Perubahan peran TI sebagai alat efisiensi
menjadi enabler bagi perusahaan untuk meningkatkan keunggulan kompetitifnya
telah munculkan istilah baru Strategi Information System (SIM) atau
bukan information as competitive weapons.
Ketiga, merencanakan implementasi TI yang tepat guna,
Bank-bank harus memiliki system TI yang akan diaplikasikan, apakah dengan
teknologi system online ke network hingga keluar batas-batas wilayah internal
suatu organisasi bisnis.
Keempat, implementasi perangkat TI di mana memelihara
piranti lunak (software) dan pirantai keras (hardware) yang sesuai dengan
visinya.
Pada tahun ini dibuat secara rinci
agar bank, memiliki standart yang jelas ketika harus memodifikasi software yang
dibelinya.
Kelima, tahap uji coba perangkat teknologi untuk
menyelaraskan antara software dengan hardwarenya. Teahap ini merupakan tahap
transisi yang paling krusial bagi bank, sebab SDM dihadapkan kepada system
berteknologi baru. Untuk mengantisipasi masalah ini, bank bekerjasama dengan
penjual teknologinya harus mengadakan pendidikan dan pelatihan bagi SDM-nya
agar mereka turn in, dengan system dan teknologinya. Tahap ini harus diakui
oleh bank dalam pengembangan TI-nya, walaupun dimungkinkan langkah imporvisasi
dalam pelaksanaannya.
Dibidang
perbankan penggunaan ATM (Automatic Teller Machine) atau anjungan tunai mandiri
merupakan proses desintermediasi dalam kontek “debirokratisasi” system dan
prosedur serta pendelegasian karyawan akan membantu pelayanan yang tepat dan
cepat yang selama ini sering dikeluhkan oleh nasabah. Dengan TI, selain
terjadi proses otomasi dan disentermediasi, juga terjadi proses integrasi baik
dalam piranti software dan hardware, masukan (data base) dan keluar (informasi),
proses (antara penggunaan data base dan sarana telekomunikasi meliputi data
teks dan suara melalui jairngan komunikasi digital).
Salah
satu elemen penting dalam kaji ulang bisnis perbankan adalah TI. Salah satu
penyebab cepat perubahan lingkungan bisnis global adalah pesatnya kemajuan
teknologi. Implikasinya, bank-bank yang tidak mampu beradaptasi dan mengadopsi
kemajuan teknologi perbankan akan terlibas oleh pesaing-pesaingnya. Namun perlu
diingat, betapa canggihnya TI, apabila tidak digunakan semestinya bisa membawa
bencana. Ini mengingat kita, bagaimanapun kecanggihan teknologi apabila SDM
sebagai operatornya tidak dibekali Profesionalism Values justru
akan menghancurkan diri sendiri.
KESIMPULAN
Sejauh ini belum pernah ada studi
kasus empiris mengenai dampak penggunaan TI di Indonesia, namun hamper dapat
dipastikan bahwa penggunaan TI yang canggih akan berdampak positif bagi
perusahaan. Tujuan pengembangan TI bagi bank adalah tercapainya efisiensi,
efektifitas dan produktifitas usaha yang optimal untuk memaksimalkan
provitabilitas sebagai salah satu manifestasi pencapai goal setting perusahaan.
Bank
yang tidak mampu adiktif terhadap perubahan lingkungan usaha (internal dan
eksternal), terutama perkembangan TI sebagai salah satu bentuk keunggulan
komperatif, cepat atau lambah akan hilang dari peredaran, karena kalah
bersaing. Namun yang perlu diperhatikan, bagaimanapun canggihnya teknologi,
tetap berpotensi mengundang kerawanan-kerawanan terjadinya tindak criminal yang
baik dilakukan oleh oknum bank dengan pihak luar, pihak lian yang menguasai
system dan prosedur operasi teknologi tersebut yang mampu melihat celah-celah
kelemahan (loop holes) semua ini tergolong ke dalam praktek white
coller crime.
Disinilah fungsi TI sebagai alat
atomasi, disentermediasi dan integrasi akan membuat factor-faktor yang
sebelumnya uncontrollable menjadi controllable dan system yang sebelumnya
terbuka serta mendukung kerawanan terhadap gejolak-gejolak lingkungan menjadi
semakin terutup.
Referensi
http://sururudin.wordpress.com/2008/09/18/peran-teknologi-informasi-dalam-industri-perbankan/
Tambunan Rudi, 1993, “Sentralisasi dan Desentralisasi dalam
Aktivitas System Informasi Manajemen”.
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO
0 komentar:
Posting Komentar