Pengabdian Seorang Bocah 10 tahun Pada Ayahnya

5.12.2013
manusia pada hakikatnya adalah mahluk pembelajar, maka diperlukan sebuah kontrol sistem dalam sebuah pemainan karakter didunia ini, yaitu tanggung jawab. Tanggung jawab merupakan kesadaran akan setiap sikap dan tingkah laku yang telah dilakukan atau bahkan akan dilakukan, baik sengaja atau tidak di dalam dunia ini, baik secara personal, sosial hingga kejenjang yang lebih tinggi yaitu pengabdian seorang hamba terhadap tuhannya.

Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban. Tanggung jawab bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian kehidupan manusia, bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan tanggung jawab. Apabila ia tidak mau bertanggung jawab, maka ada pihak lain yang memaksa tanggung jawab itu. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dilihat dari dua sisi yaitu dari sisi yang berbuat dan dari sisi yang kepentingan pihak lain. Wujud tanggung jawab juga berupa pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian dan pengorbanan adalah perbuatan baik untuk kepentingan manusia itu sendiri.

Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran dan pendapat sebagai perwujudan kesetiaan, cinta kasih sayang, norma, atau satu ikatan dari semua itu yang dilakukan dengan ikhlas. Pengabdian dapat juga diartikan sebagai pilihan hidup seseorang apakah ingin mengabdi kepada orangtua, kepada agama dan Tuhan ataupun kepada bangsa dan negara dimana pengabdian akan mengandung unsur pengorbanan dan kewajiban untuk melakukannya yang biasanya akan dihargai dan tergantung dari apa yang diabdikannya. Salah satu contoh bentuk pengabdian yang benar-benar dapat kita ambil sebagai pelajaran yaitu kisah nyata seorang bocah yang hidup di Cina yang harus melawan kerasnya hidup untuk menjaga ayahnya yang sudah tidak sanggup lagi mengurusnya. Bocah ini belum genap 10 tahun namun dia harus menanggung beban yang sangat berat yang harus dia pikul selama 5 tahun lebih. Sang ayah sudah lumpuh sakit-sakitan dan tidak sanggup melakukan pekerjaan apa pun kecuali tidur, hingga istrinya pun tidak sanggup lagi mengurusnya akhirnya pergi meninggalkan ayah dan anaknya itu sendiri.



Anak itu bernama Zhang da, Situasi ini memaksanya untuk terus bekerja keras untuk kehidupannya dan juga ayahnya. Disamping dia harus bersekolah dia juga harus bisa mencari uang dan makanan sendiri. Upah hasil dari bekerja itu dia belikan makanan dan dia sisihkan untuk membayar sekolah dan membeli obat ayahnya yang tentu saja tidak murah dan relatif mahal. Setiap hari dia harus mengurusi segala kebutuhan ayahnya, seperti menggendong ke wc, menyeka kotorannya, menggantikan pakaiannya, memasak dan menyuapi makanannya. Semua pekerjaan ini menjadi tanggung jawabnya sehari-hari.

Kemudian dia belajar meracik obat dari sebuah buku bekas yang dia beli dan dia pelajari secara terus menerus untuk menemukan obat untuk membantu kesehatan ayahnya. Yang membuatnya luar biasa adalah dia belajar dari seorang suster yang memberikan suntikan kepada pasiennya. Sehingga setiap dia membeli obat dia sendiri yang menyuntik ayahnya. Ini semua karena situasi yang sangat tidak memungkinkan untuk membawa ayahnya ke rumah sakit, karena jaraknya yang terlalu jauh dan mahal. Bertahun tahun sudah dia melakukan semua ini sehingga dia menjadi seorang penyuntik yang handal.

Hingga suatu hari pada tanggal 27 januari 2007 dia terpilih menjadi seorang yang mendapatkan penghargaan “Perbuatan Luar Biasa”. Diantara 1,4 milyar penduduk cina, dialah merupakan satu-satunya anak kecil. Yang membuatnya terpilih adalah karena perhatian dan pengabdian kepada ayahnya yang tanpa lelah terus dirawatnya.

Ketika pembawa acara penghargaan itu menanyakan hal apa yang diinginkannya, anak itu menjawab bahwa dia hanya ingin ibunya kembali ke mereka, berkumpul kembali dengan mereka. Dari sekian banyak penawaran yang ditawarkan, dari pendidikan hingga kemewahan untuk kehidupannya, ia hanya menginginkan hal yang sangat sederhana, bisa dibayangkan bagaimana mulia nya hati anak tersebut. Dan sangat jarang sekali dapat kita temukan anak seperti itu, kebanyakan fenomena-fenomena yang kita lihat disekitar bahwa kebanyakan orangtua yang bersusah payah membahagiakan anak-anaknya dan malah justru terkadang anak-anaknya lah yang menyakiti dan membuat sedih para orangtua. Semoga kisah nyata ini dapat menjadi bahan perenungan bagi kita para anak agar selalu menghormati dan membahagiakan orangtua selagi mereka masih ada.

sumber: http://sosok.kompasiana.com/2012/05/18/kisah-pengabdian-seorang-anak-kepada-ayahnya-458199.html


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO

0 komentar:

Posting Komentar