Eksploitasi Kesedihan

5.05.2013
Siapa yang tak pernah merasakan kesedihan? Tentu tidak akan ada orang yang akan mengacungkan tangannya. Jika pun ia tidak pernah memperlihatkannya di khalayak ramai, tentulah di kala ia sedang sendiri, ia pasti pernah merasakan kesedihan. Kesedihan bukanlah kesedihan itu sendiri. Sebab tak semua sedih adalah kesedihan yang sebenarnya. Mungkin saat kesedihan itu terjadi, kita mengganggapnya adalah sesuatu yang menghancurkan hati. Namun setelah beberapa saat, kesedihan itu tidak lagi harus ditangisi, malah dirayakan dengan tawa bahagia.

Begitupun dengan ajal. Ajal telah ditentukan oleh Allah SWT dan segala sesuatu yang terjadi adalah menurut qadha’ dan qadarNya. Oleh kerana itu, seorang hamba tidak boleh menyesal dan bersedih dengan apa yang terjadi. Rezeki semua makhluk telah dijamin oleh Allah SWT, tiada seorang pun yang mampu mengendalikan dan mengaturnya dan tidak seorang pun mampu menghambat datangnya rezeki. Dan jangan terlalu larut dalam sebuah kesedihan, karena hanya akan menghancurkan diri kita sendiri, dan juga jangan terlalu menggembor-gemborkan kesedihan, karena nantinya hanya akan membuat pandangan orang lain akan beda bahkan yang tadinya simpati malah berubah menjadi antipati.





Dan Indonesia khususnya umat muslim belum lama ini dikagetkan oleh peristiwa sedih yaitu kehilangan salah satu tokoh agama ustad Jefry Al Buchori atau yang dikenal dengan nama Uje. Hampir semua channel televisi memberitakannya siang malam, termasuk televisi berita yang biasanya “intelek”. ini adalah salah satu contoh peristiwa yang diberitakan oleh media dengan terlalu berlebihan karena segala segi dibahas, mulai dari firasat dan kebiasaan uje yang dilakukan sebelum meninggal. Kedukaan itu pahit. Kepahitan itu begitu sulit ditelan oleh jiwa di masa-masa awal kematian orang yang dicintai. Alangkah lebih baik keluarga korban dibiarkan hening dari hingar pemberitaan dan buruan jurnalis. Sepertinya masyarakat perlu asupan berita lain yang lebih penting ketimbang menyaksikan kesedihan keluarga korban yang terlalu di eksploitasi. Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) harus menyikapi eksploitasi kesedihan di media dengan baik. Semoga media pun introspeksi diri, terutama dalam menerapkan standar etika yang ketat.


sumber: /http://media.kompasiana.com/mainstream-media/2013/04/28/uje-wafat-eksploitasi-kesedihan-oleh-media-555504.html




Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO

0 komentar:

Posting Komentar